Kamis, 10 Mei 2012

KEMATIAN FACEBOOK TINGGAL MENUNGGU WAKTU


     Sudahkah anda punya akun facebook? Kalau belum, anda tidak perlu merasa ketinggalan. Popularitas jejaring sosial, yang sempat meroket tinggi itu, kini mulai pudar. Meskipun belum ada pengganti situs pertemanan lain, namun banyak pengguna internet yang jarang mem-browse facebook lagi.
     Dan apabila membuka facebook, mereka sudah mengurangi aktivitas di situs tersebut, baik itu yang memiliki banyak teman sekalipun. Di jam-jam sibuk dari facebook, yaitu dari pukul 8 pagi sampai 4 sore, jumlah status yang ditulis semakin berkurang dari hari ke hari. Komentar yang menyertai status itu juga semakin sedikit. Itu belum ditambah dengan semakin minimnya jumlah foto, film, dan lain-lain yang di upload.
     Untuk lebih jelasnya, penulis membuat persentase tentang kemunduran kegiatan di facebook satu semester tahun ini, dibandingkan tahun lalu. Saat ini status yang ditulis di facebook sudah berkurang 60%. Komentar yang menyertai status tersebut telah berkurang sekitar 75%. Tentu saja perhitungan komentar tersebut dihitung berdasarkan berapa banyak pengguna yang memberi komentar, bukan berapa banyak komentarnya- karena biasanya penulis status memberi komentar sangat banyak. Sedangkan kegiatan yang menyertainya, seperti upload, tagged, dan lain-lain yang dulu sangat digemari pengguna berkurang hingga 80%. Kegiatan yang betul-betul sudah tidak digemari lagi adalah poke atau colek, karena bagi sebagian pengguna (terutama wanita) hal itu kurang pantas atau merasa merendahkan. Alhasil, poke mengalami kemunduran paling parah, 90%.

Photo by Google
     Ingin tahu apa aktivitas yang masih digemari di facebook? Tidak lain dan tidak bukan adalah obrolan atau chatting, atau banyak orang menyebutnya OL (kependekan dari On Line). Kegiatan obrolan di facebook dirasa masih menarik (dibandingkan situs lain yang memiliki fasilitas serupa), karena penggunanya masih banyak. Selain itu penikmat obrolan di facebook juga mendapatkan keuntungan yang berupa fasilitas yang lebih murah (dibandingkan dengan mengobrol lewat telepon, atau pesan tertulis), praktis (karena melibatkan banyak pihak yang bisa dihubungi), selain itu juga mengasyikan (karena bisa dilakukan sambil santai. Kemunduran pengguna fasilitas obrolan hanya sekitar 30% dibandingkan tahun lalu.
     Namun yang harus dicermati adalah kemunduran itu terjadi seiring waktu. Dalam artian, semakin banyak orang yang mengurangi aktivitasnya di jejaring sosial tersebut. Lonjakan kemunduran tahun ini dari tahun lalu begitu besar. Dan jika menganalisa ke depan, perhitungan persentase itu akan berhenti di angka 100 % pada waktu tidak lebih dari dua tahun. Bukan berarti facebook akan mati dalam kurun waktu itu ke depan, tapi kemungkinan besar situs itu akan tidak populer sama sekali. Walaupun, sekali lagi, hingga saat ini belum tanda-tanda ditemukan situs serupa (di internet) yang lebih digemari.
Kenapa Pengguna Facebook Bisa Menurun?
1.      Bosan
     Tidak dipungkiri, kebosanan merupakan hal manusiawi bagi umat manusia. Walau bagaimanapun situs tersebut membuat ketagihan yang sampai ke tingkat kecanduan, namun pasti ada waktunya untuk merasa jenuh.
2.      Kecewa
     Facebook memang pernah membuat banyak orang terkagum-kagum dengan fasilitasnya yang luar biasa, dibandingkan dengan situs pertemanan yang lebih dulu muncul. Namun banyak oknum yang memanfaatkan fasilitas ini untuk berbagai tujuan pribadi, baik dari yang sopan hingga tahap yang paling tidak sopan. Penyalahgunaan itu menyebabkan pemilik sesama akun tersebut merasa risi dan kecewa. Dan itu berujung pada penarikan diri pihak-pihak yang kecewa dari berbagai aktivitas mereka.
     Memang ada fasilitas filter di facebook, yang dipakai untuk mengurangi perbuatan yang tidak senonoh. Namun itu semua belum bisa mengantisipasi kelicinan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
3.      Situs Pesaing
     Facebook masih dianggap jejaring sosial yang sangat canggih. Namun dengan adanya situs pertemanan yang lebih, walaupun bisa dikatakan tidak secanggih facebook, tentu menjadi alternatif pilihan pengguna internet. Twitter dan blacberry messenger saat ini menempati pesaing utamanya. Meskipun begitu banyak orang mengakui kalau kedua situs tersebut memiliki kelemahan masing-masing.
   
4.      Boros
Kegiatan browsing membutuhkan tidak sedikit dana dan waktu. Bagi masyarakat menengah keatas, tentu keduanya tidak menjadi masalah. Namun bagi masyarakat menengah kebawah, yang memiliki sebagian besar akun di facebook, dana dan waktu adalah sangat siginifikan. Ketika mereka menyadari kalau kecanduan facebook menyebabkan pemborosan yang besar, mereka sedikit demi sedikit menguranginya.

     
        
        
     

Rabu, 09 Mei 2012

Oportunis, Bentuk Paling Berbahaya Dalam Kehidupan Ini


     Si Fulan sangat antusias dengan proyek pembangunan jalan di kampungnya. Segala permasalahan yang menyangkut pembangunan itu dia tangani dengan rapi dan lancar. Mulai dari perijinan, proposal permintaan bantuan, hingga pengerjaannya yang memakan banyak tenaga dan pikiran. Fulan melakukan dengan senang, karena jalan itu akan sangat berguna bagi masyarakat di sekitarnya. Semua orang sangat mengagumi sepak terjang Fulan yang nampaknya tanpa pamrih. Memang baru nampaknya tanpa pamrih. Beberapa orang berkasak-kusuk secara hati-hati, bahwa proyek itu sarat dengan kepentingan tersembunyi dari Fulan itu sendiri. Namun tidak ada yang berani untuk mengungkapkan apa kepentingan tersebut, karena Fulan sudah terlanjur memegang kendali.
     Tidak bisa dipungkiri kalau dalam setiap tindakan yang kita lakukan selalu bermuara pada sebuah kepentingan, baik kepentingan umum atau kepentingan pribadi. Alur untuk tindakan yang selama ini dilaksanakan sangat jelas. Saat kita melakukan tindakan awal, biasanya untuk kepentingan umum. Dan apabila ada penghargaan dari kepentingan umum itu, baru pada kepentingan pribadi. Alur ini sudah disetujui dari jaman purba.
     Namun keserakahan, yang menjadi sifat dasar manusia, terkadang sulit dikendalikan karena berbagai tuntutan duniawi. Keserakahan, kerakusan, atau kepuasan diri yang tidak terkendali menyebabkan manusia kembali ke wujud paling nyata dari mahluk hidup, kejam. Bahkan bisa lebih kejam dari binatang, mahluk yang tidak memiliki akal pikiran.Kekejaman manusia bisa memutar balik kepentingan umum yang seharusnya dikedepankan, menjadi kepentingan pribadi (atau golongan) yang seharusnya diletakkan belakangan. Meskipun dengan itu harus menggilas berbagai kepentingan umum yang sifatnya sangat mendesak. Sikap itulah yang disebut dengan oportunis.

Photo by google
     Lalu kenapa oportunis tidak diberantas? Karena oportunis bisa menyaru menjadi apa saja dan siapa saja dengan liciknya. Oportunis bisa sangat sabar dan hati-hati. Oportunis bisa sangat tenang dan perhitungan. Oportunis bisa begitu tabah dan tidak dikenali sama sekali. Oportunis bisa begitu dekat dengan apa saja dan siapa saja. Dan manakala waktunya sudah tepat, oportunis siap menguasai kehidupan dengan sangat dominan. Bila waktunya tiba, mereka bisa memiliki berbagai alasan dan pembenaran, yang mereka anggap masuk akal dan nyatanya menjadi senjata ampuh buat mereka.
     Jangan salah, oportunis bisa ada dimana saja. Bentuk itu kebal terhadap semua yang dianggap suci dalam kehidupan ini, baik itu agama ataupun adat istiadat. Dan itu sudah pasti ada dalam segala segi kehidupan modern sekarang ini, khususnya dalam pemerintahan, ideologi, perdagangan, peperangan, teknologi, dan lain-lain.
Praduga Tidak Bersalah
     Tidak adil kiranya bila saya tidak memberikan perimbangan terhadap pernyataan saya terhadapa para oportunis tersebut. Seorang oportunis tetaplah manusia biasa yang punya sifat baik dan buruk. Sikap oportunis bisa muncul dengan tiba-tiba, sebagaimana sikap tenggang rasa dalam diri setiap manusia. Seperti telah saya singgung sebelumnya, kalau oportunis itu ada dalam setiap pribadi manusia.
     Alasan yang membuat kemunculan sifat oportunis dari seseorang ada dua, alasan eksternal dan internal. Alasan eksternal muncul akibat keterdesakan kebutuhan duniawi yang sangat besar. Alasan internal muncul karena seseorang tersebut tidak bisa mengendalikan jiwa oportunis yang bersemayam dalam dirinya. Kedua alasan itu bisa muncul dengan adanya pemicu dari luar. Ada orang yang menganggap pemicu itu sebagai kesempatan, rejeki, cobaan, ataupun beban. Bukankah dalam diri kita akan muncul sedikit atau banyak sikap oportunis bila dipicu oleh hal-hal seperti itu?
Kembali Pada Cerita Si Fulan Tadi
     Saya selalu percaya ada tiga norma atau aturan tidak tertulis yang selalu membuat masyarakat kita selalu aman dan sentosa, seperti sekarang ini, yaitu agama, keluarga, dan masyarakat. Aturan agama mewajibkan setiap manusia memiliki hubungan baik bagi manusia lain. Keluarga mengajarkan manusia untuk mengerti baik dan buruk sejak dini. Sedangkan masyarakat memberi keleluasaan yang sifatnya terbatas bagi setiap individu, dalam artian, tidak ada orang yang boleh bertindak sewenang-wenang.
     Dan jika tiga aturan itu diterapkan pada si Fulan, yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jalan tersebut, tentu tidak akan memberikan kesempatan pada dia untuk mengutamakan kepentingan pribadi, atau paling tidak mengurangi. Dan kasak kusuk di belakangpun tidak perlu dilakukan.
     Si Fulan tentu akan membagi pengerjaan proyek itu dengan warga lain, untuk mengantisipasi prasangka buruk, karena sebuah proyek selalu menyertakan dana yang besar. Warga lain yang ikut serta dalam proyek itu bisa menjadi semacam partner sekaligus auditor, yang berguna untuk informasi masyarkat. Dengan begitu kemunculan seorang oportunis di tengah masyarakat akan dapat dicegah. Karena bila oportunis sudah terlanjur muncul, itu akan menghancurkan kehidupan masyarakat itu sendiri.
     Tidak percaya? Tengok kinerja para presiden (yang pernah dan sedang menjabat negeri ini), semua dirusak dengan orang-orang di sekitar mereka yang mengedepankan kepentingan pribadi (golongan), diatas kepentingan umum.